Transformasi Cerita Horor: Ketika Kreativitas Bertemu Kecerdasan Buatan

Era teknologi semakin mendekatkan manusia pada inovasi, termasuk di bidang seni dan konten kreatif. Artificial Intelligence (AI) tidak lagi hanya menjadi alat otomatisasi, tetapi juga partner kreatif yang membuka peluang baru. Salah satu eksplorasi menarik adalah menciptakan cerita horor yang mendalam dan imersif dengan bantuan AI. Artikel ini membahas bagaimana AI dapat digunakan untuk menyusun cerita horor dari struktur hingga narasi, lengkap dengan suara yang membangkitkan suasana mencekam.

Tools :

  1. Struktur Cerita : ChatGpt 4.o
  2. Sketsa Cerita : ChatGpt 4.o
  3. Story telling : Writing Mode API Open AI – superai.id
  4. Membuat Prompt Voice Design : ChatGpt 4.o
  5. Text to Speech : elevenlabs.io

Flow dalam membuat Cerita horor dengan AI

  1. Struktur Cerita : Buat kerangka cerita untuk membangun suasana yang kuat. Pastikan alurnya jelas agar pembaca atau pendengar bisa mengikuti dengan mudah.
  2. Sketsa Cerita : Buat gambaran singkat tentang adegan-adegan penting. Ini akan membantu menjaga arah cerita tetap fokus dan mendalam.
  3. Storytelling yang Menarik : Gunakan gaya bercerita yang mampu memancing emosi, seakan-akan pembaca atau pendengar berada di dalam cerita.
  4. Prompt Voice Desain : Siapkan instruksi gaya suara sesuai dengan tone cerita yang diinginkan – apakah menyeramkan, misterius, atau dramatis.
  5. Text-to-Speech : Gunakan teks yang sudah disiapkan untuk diubah menjadi suara, agar hasil akhirnya sesuai dengan nuansa yang diinginkan.

1. Membuat Struktur Cerita dengan AI

Prompting Chat GPT 4.o untuk membuat Struktur Cerita, Berikut prompt nya

“Buatlah cerita horor berdurasi sekitar 10 menit yang menyeramkan dan intens, cocok untuk pembaca Indonesia yang masih percaya akan hal-hal mistis. Gunakan gaya bahasa yang muda, gaul, dan modern, tetapi tetap membawa nuansa mistis khas Indonesia. Cerita dimulai dengan seorang tokoh utama yang tanpa sengaja mengalami kejadian aneh di tengah malam, yang perlahan berubah menjadi momen-momen menyeramkan dan penuh ketegangan.”

  1. Pembukaan yang Mencekam: Tokoh utama—seorang remaja atau pemuda—sedang berjalan atau melakukan aktivitas di malam hari, mungkin pulang lewat jalan yang sunyi atau bertemu sesuatu yang janggal di sekitar rumah. Gunakan latar desa atau area yang dikenal masyarakat Indonesia sebagai tempat angker. Bangun suasana dengan kalimat seperti, ‘Di tengah malam yang sepi, suara langkah kaki terdengar dari belakang… semakin dekat.’
  2. Deskripsi Sensorik: Gunakan elemen sensorik yang kuat. Deskripsikan suara samar seperti bisikan atau langkah kaki yang mengikuti dari belakang. Bangkitkan imajinasi pembaca dengan detail yang terasa hidup, misalnya suara ranting patah, bau tanah basah, atau rasa dingin yang merayap pelan. Setiap elemen sensorik ini harus membuat pembaca merasa ada yang tak beres, seperti, ‘Ada bau anyir yang tiba-tiba menyeruak… bau yang bikin bulu kuduk berdiri.’
  3. Membangun Ketegangan secara Bertahap: Mulailah dengan keanehan yang tampak kecil namun ganjil, seperti suara yang hanya didengar tokoh utama atau sosok yang terlihat di pojok mata tapi menghilang saat dilihat langsung. Tingkatkan intensitas kejadian-kejadian ini, membuat tokoh utama merasa diintai, membuat mereka terus menoleh ke belakang atau merasa ada sesuatu yang mengawasinya dalam kegelapan.
  4. Kalimat Pendek dan Nada Dramatis: Gunakan kalimat pendek dan ritme yang cepat untuk meningkatkan ketegangan, terutama saat cerita mencapai klimaks. Ciptakan momen-momen jeda dramatis dengan tanda baca seperti elipsis atau tanda seru untuk menunjukkan kejutan atau rasa takut yang mendalam. Contoh: ‘Dia menoleh… kosong. Tapi perasaan itu nggak hilang. Ada yang memperhatikan. Dia tahu itu.’
  5. Unsur Misteri dan Ketidakpastian: Biarkan beberapa elemen cerita tetap samar dan misterius. Karakter utama tidak perlu melihat hantu sepenuhnya; cukup bayangan atau suara yang membuat pembaca merasa ada sesuatu yang salah. Jangan jelaskan semuanya—biarkan imajinasi pembaca yang menyempurnakan kengerian. Misalnya, ‘Ada yang bergerak di bayang-bayang… sesuatu dengan mata yang merah menyala.’
  6. Elemen Psikologis: Buatlah tokoh utama merasa terjebak dalam ketakutan dan keraguan. Biarkan pembaca turut merasakan paranoia, seolah ada yang mengawasi setiap langkah tokoh utama, atau ada sesuatu yang ingin menyakitinya tapi ia tidak bisa lari. Tambahkan elemen psikologis ini sehingga pembaca merasakan ketegangan batin yang semakin dalam.
  7. Ending dengan Twist Menyeramkan: Berikan twist di akhir yang mengungkapkan rahasia gelap atau asal usul hantu tersebut, namun tetap meninggalkan beberapa elemen yang tak terjawab, membuat pembaca merasa resah. Akhiri cerita dengan kalimat tajam, penuh misteri, yang memberikan kesan bahwa hantu itu mungkin saja masih mengawasi atau bahkan mengikuti pembaca. Contoh: ‘Dia kira sudah selamat… tapi bau anyir itu… ternyata masih membuntutinya, sampai saat ini.’

 

Instruksi Gaya Bahasa untuk Text-to-Speech: Gunakan tanda baca dengan efektif agar AI dapat membaca dengan nada yang menyeramkan: tambahkan koma untuk jeda kecil, titik untuk jeda dramatis, dan tanda elipsis (…) untuk menunjukkan ketidakpastian. Pastikan setiap deskripsi memiliki nada yang mengalir namun tegang, membangun atmosfer horor yang menyeramkan hingga akhir.”

2. Membuat Sketsa Cerita

Prompting Chat GPT 4.o untuk membuat Sketsa Cerita, Berikut prompt nya:

“Bantu saya buat cerita horor singkat yang intens dengan setting yang relatable, seperti kota kecil yang jauh dari hiruk-pikuk atau sebuah desa terpencil. Bayangkan karakter utamanya adalah seorang pemuda/pemudi yang baru saja pindah ke sana untuk ‘memulai hidup baru’ dan menemukan misteri yang tidak ia duga di rumah barunya”.

Berikut elemen penting yang ingin ada di cerita ini:

  1. Suasana misterius dari awal, seperti suara aneh atau suasana mencekam yang muncul pada waktu-waktu tertentu.
  2. Tetangga yang terlihat ‘ramah,’ tapi tampaknya menyembunyikan sesuatu tentang tempat itu.
  3. Temuan benda kuno atau jurnal yang mengungkapkan sejarah kelam desa/kota tersebut.
  4. Ending yang mengejutkan dan bisa membuat pembaca merinding (tidak harus sad ending, tapi pastikan tetap menyeramkan)

 

Buat ceritanya seperti sketsa, cukup padat, sekitar 500-800 kata. Ceritanya menyentuh sisi psikologis, seperti pertanyaan tentang apakah hal ini hanya di dalam pikiran si karakter utama atau memang ada sesuatu yang mengincarnya.

3. Membuat Story telling

Lalu Buat Story Telling dari struktur dan sketsa yang sudah dibuat oleh ChatGpt ke dalam SuperAi

4. Membuat Prompt Voice Design

Setelah script selesai, akan bikin Voice Design yang cocok dengan nuansa horor dan pengisi suara wanita.

“Aku sedang mau membuat Voice Design untuk cerita Horor, tolong buatin prompt nya yah. Contoh : An old British male with a raspy, deep voice. Professional, relaxed and assertive. Ini text nya untuk dibacakan oleh elevenlabs.io : [isi dengan script]”

Hasil Prompt : “An Indonesian woman in her early 20s with a very soft, entrancing voice. She narrates with a gentle, suspenseful tone, maintaining a steady yet delicate pace that draws listeners in. Her voice is smooth and almost whisper-like, creating a chilling yet tender atmosphere that keeps the audience on edge with quiet intensity.”

5. Membuat Text to Speech

Setelah script dan Prompt Voice Design selesai, akan bikin suaranya.

Kesimpulan

AI telah membuktikan diri sebagai alat yang mampu melampaui batas kreativitas tradisional. Dari menyusun struktur cerita, mengembangkan narasi mendalam, hingga menciptakan voice design yang sesuai, AI menjadi partner sempurna dalam menciptakan cerita horor yang engaging. Dengan teknologi ini, peluang eksplorasi kreatif semakin luas, membawa seni bercerita ke level baru. Perjalanan ini baru permulaan, dan masa depan kreativitas bersama AI terlihat sangat menjanjikan.

Support System-nya Digital Marketing Se-Indonesia agar #JadiTerusRelevan dengan kebutuhan Industri terkini.

Copyright © 2024 Remarketing. All rights reserved

#JadiTerusRelevan dengan newsletter kami

Support System-nya Digital Marketing Se-Indonesia agar #JadiTerusRelevan dengan kebutuhan Industri terkini.

Copyright © 2024 Remarketing. All rights reserved